Sabtu, 10 Juni 2017

perkembangan bahasa anak umur 2 tahun



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam komunikasi. Bahasa bersifat unik sekaligus bersifat universal bagi manusia. Dalam kenyataan kegiatan sehari-hari kita amati bahwa hanya manusialah yang mampu menggunakan komunikasi verbal dan kita amati pula bahwa manusia mampu mempelajarinya. Inilah yang menyebabkan tingkah laku manusia secara esensial berbeda dengan tinhkah laku hewan.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah dari  melakukan ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan berkomunikasi, yang juga berubah dari komunikasi melalui gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog dan bernyanyi. Sejak usia 2 tahun anak menunjukkan minat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut  terus berkembang sejalan dengan bertambah usia dan menunjukkan bertambah pula perbendaharaan kata. Dengan perbendaharaan kata yang dimilki, anak mampu berkomunikasi dengan lingkungannya yang lebih luas.

B.     Rumusan Masalah
Yang jadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimanakah perkembangan bahasa anak umur 2 tahun?

C.     Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan bahasa yang terjadi pada anak usia 2 tahun.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Perkembangan Bahasa pada Anak
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa. Dengan bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Kemampuan seseorang dalam berbahasa terdiri dari dua aspek, yaitu kemampuan reseptif (menerima) dan kemampuan ekspresif (menyampaikan). Kemampuan reseptif adalah kemampuan untuk memproses dan memahami pesan dari bahasa, baik tertulis, lisan, maupun isyarat/gestur.
B.     Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak
Tahapan perkembangan bahasa anak dapat dibagi atas:
1. Tahap Pralingustik (0 – 12 bulan)
Sebelum mampu mengucapkan suatu kata, bayi mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun. Namun pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi-bunyi itu berupa vokal atau konsonan tertentu tetapi tidak mengacu pada kata atau makna tertentu. Untuk itulah sehingga perkembangan bahasa anak pada masa ini disebut tahap pralinguistik (Tarigan, 1988; Tarigan dkk., 1998; Ellies dkk.,1989).
2. Tahap Satu-Kata (12 – 18 bulan)
Pada masa ini, anak sudah mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti yang mewakili keseluruhan idenya.Satu-kata mewakili satu atau bahkan lebih frase atau kalimat. Kata-kata pertama yang lazim diucapkan berhubungan dengan objek-objeknyata atau perbuatan.Kata-kata yang sering diucapkan orang tua sewaktu mengajak bayinya berbicara berpotensi lebih besar menjadi kata pertama yang diucapkan si bayi.
3. Tahap dua-kata (18 – 24 bulan)
Pada masa ini, kebanyakan anak sudah mulai mencapai tahap kombinasi dua kata. Kata-kata yang diucapkan ketika masih tahap satu kata dikombinasikan dalam ucapan-ucapan pendek tanpa kata penunjuk, kata depan, atau bentuk-bentuk lain yang seharusnya digunakan. Pada tahap dua kata ini anak mulai mengenal berbagai makna kata tetapi belum dapat menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa. Selain itu, anak belum dapat menggunkan pronomina saya, aku, kamu, dia, mereka, dan sebaginya.
4. Tahap banyak-kata (3 – 5 tahun)
Pada saat anak mencapai usia 3 tahun, anak semakin kaya dengan perbendaharaan kosakata. Mereka sudah mulai mampu membuat kalimat pertanyaan, penyataan negatif, kalimat majemuk, dan berbagai bentuk kalimat. Terkait dengan itu, Tompkins dan Hoskisson dalam Tarigan dkk. (1998) menyatakan bahwa pada usia 3 – 4 tahun, tuturan anak mulai lebih panjang dan tatabahasanya lebih teratur. Dia tidak lagi menggunakan hanya dua kata, tetapi tiga atau lebih. Pada umur 5 – 6 tahun, bahasa anak telah menyerupai bahasa orang dewasa.Sebagian besar aturan gramatika telah dikuasainya dan pola bahasa serta panjang tuturannya semakin bervariasi. Anak telah mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara untuk berbagai keperluan, termasuk bercanda atau menghibur.

BAB III
HASIL PENGAMATAN

A.    Identitas Anak
Nama               : Yosfan
Jenis Kelamin  : Laki-laki
TTL                 : Sosok, 28 Oktober 2014
Umur               : 2 tahun 2 bulan
Alamat            : Jl. Oevang Oeray Sp. Kedakas no. 11 Kec. Tayan Hulu       Kab Sanggau

B.     Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan pada Yosfan tengga saya yang kebetulan berusia 2 tahun saya dapat menyimpulkan perkembangan bahasa yang dimiliki anak pada usia 2 tahun secara umum ia akan berbicara dengan kalimat yang sangat sederhana (hanya 2-3 kata saja). Contohnya “ma susu” yang artinya “ma minta susu”, “Pa bum bum” yang artinya “Papa naik mobil”, “kak main” yang artinya “kak ayo kita bermain” dan sebagainya.
Pada usia 2 tahunan artikulasi kata pada anak  belum berkembang sempurna, misalnya masih sulit mengucapkan bunyi huruf tertentu seperti r, s, g, dan k. Anak jadi terlihat cadel atau tidak jelas bicara apa. Disini peran orang tua untk membantu anak dengan selalu mengucapkan artikulasi yang jelas, jangan malah ikut-ikutan anak untuk cadel ini akan berakibat buruk pada perkembangan bahasa anak tersebut.
Pada usia 2 tahun anak juga dapat menunjukan benda atau orang yang disebutkan namanya oleh orang lain tetapi benda atau orang tersebut sudah sangat familiar oleh anak baik nama serta ciri-cirinya, contohnya “Yosfan kak Rini yang mana? ia dapat menunjukannya dengan jari. Atau sebaliknya ia dapat menyebutkan nama benda yang sudah familiar baginya.
Anak dapat Memahami arti gestur/isyarat yang familiar baginya, seperti anggukan (iya, boleh), gelengan (bukan, tidak, jangan), telapak tangan di depan (stop, tos).
Pada usia 2 tahun anak dapat mengulangi kata-kata yang didengarnya, oleh sebab itu orang dewasa diharapkan untuk tidak mengucapkan kata yang tidak baik di depan anak.
 Sekitar umur 2 tahun anak mulai mengeluarkan ujaran dua kata. Anak mulai dengan dua kata yang diselingi jeda sehingga seolah-olah dua kata itu terpisah. Untuk menyatakan bahwa lampunya telah menyala, Yosfan, misalnya, bukan mengatakan /lampunala/ “lampu nyala” tapi /lampu/ /nala/ “Lampu. Nyala” dengan jeda diantara lampu dan nyala. Jelas ini semakin lama semakin pendek sehingga menjadi ujaran yang normal.


















KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang anak yang berusia 2 tahun Anak mulai menggunakan 200 kata dan mulai meniru kata-kata baru yang ia dapatkan di lingkungan sekitar. Anak juga mulai menggabungkan 2-3 kata. Pada usia ini anak sudah mulai mengajukan pertanyaan rutin dengan intonasi bertanya (apa ini?). Anak dapat mengikuti kata atau ujaran dari orang dewasa.  Anak memiliki kemampuan untuk berbicara dengan orang lain menggunakan dua atau tiga kata  meskipun belum sempurna.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar