Minggu, 11 Juni 2017

BEBERAPA ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN ISBD DAN PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                
A.   Latar Belakang
Ilmu Sosial Budaya Dasar atau yang kita kenal adalah sebagai  pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni:
1.      Apa sajakah proses alternatif model pembelajaran ISBD?
2.      Apa sajakah proses pembelajaran berbasis mortofolio?
C.    Tujuan Pembahasan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1.      Menjelaskan beberapa alternatif  model pembelajaran ISBD.
2.      Menjelaskan proses pembelajaran berbasis portofolio.






BAB II
PENDAHULUAN ISBD

A.    Alternatif Model Pembelajaran ISBD
Ada beberapa alternatif model pembelajaran ISBD
1.      Pengertian ISBD
Bila pendekatan multidisiplin atau interdisipliner digunakan dalam ISBD, maka  metode ceramah tidak bisa lagi mendominasi aktivitas perkuliahan, karna itu multimetode harus digunakan secara bervariasi sesuai dengan kebutuhan interaksi kelas. Ceramahnya, tanya jawab, dan diskusi tentu saja masih dipandang penting terutama untuk memberikan penjelasan dasas-dasar ilmiah serta materi esensial yang menjadi basic concept masalah yang akan dibahas, akan tetapi model pembelajaran problem solving, inquiry, klasifikasi nilai, science technology and society, social action model, serta portofolio based learnng sangat diperlukan untuk mengembangkan empat plar pendidikan yang dikemukakan UNESCO
Beberapa model pembelajaran yang disebutkan terakhir, sangat membutuhkan keterampilan mahasiswa untuk menguasai teknik pemecahan masalah. Masalah sendiri dapat diartikan setiap kesulitan yang merintangi atau belum ada jawabannya secara pasti dan membutuhkan pemecahannya apabila manusia ingin maju dan berkembang terus. Tentu pengertian itu berbeda denagn persoalan yang bisa diartikan sebagai suatu masalah yang sudah ada jawabannya. Dalam ISBD sebaiknya yang dipecahkan itu bukan persoalan , akan tetapi masalah.
John dewey dalam bukunya, How We Think (1910), mengemukakan langkah pemecahan masalah sebagai berikut : (a) A feeling of perplexy; (b) The definiton of the problem; (c) Sugesting an testing hypotheses; (d) Development of the best solution by reasoning and (e) Testing of the conclution followed by consideration of necessary. Kalau disederhanakan sama dengan langkah-langkah kegiatan ilmiah, yaitu mulai : (a) Merasakan adanya masalah; (b) Merumuskan masalah; (c) Menetapkan hipotesis atau membuat pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk memecahkan masalah; (d) menetapkan sumber data yang akan dijadikan objek penelitian; (e) Membuat instrumen untuk melakukan penelitian, (f) Melakukan pengumpulan data; (g) Melakukan klasifikasi dan analisis data; (h) Menguji hipotesis atau pembahasan hasil penelitian; (i) Rekomendasi.
Model pemecahan masalah dari John Dewey ini mendasari model-model pembelajaran lain yang yang melibatkan mahasiswa untuk melakukan penyelidikan,  seperti Model Klarifikasi Nilai dari Louis Rath (1977), Model Kegiatan Sosial dari Fred Newmann (1977), sciences technology and society dari Peter Rubba (1982). Perkembangan Moral Kognitif dari Lawrence Kohlberg (1984), dan beberapa model pembelajaran yang sekarang ini digunakan untuk mengaplikasikan kurikulum berbasis kompetensi seperti Model Pembelajaran Portofolio dan Model Pembelajaran Kontekstual.
B. Proses Pembelajaran Berbasis Portofolio
1.      Pengertian
Istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’ berarti membawa dan kata benda bahasa latin ‘foglio’, yang berarti lembaran atau ‘kertas kerja’. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional.
                        Dalam konteks pendidikan, pengertian portofolio menurut D. Budimansyah (2002, h.1-2)  Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu kegiatan sosial pedadogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik itu adalah bundel, yakni dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan seperti bundelan hasil hasil pre-test, tugas, post test, dll. Sedangkan sebagai model pembelajaran Boediono (2001) mengatakan bahwa portofolio adalah inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Sedangkan menurut U. Syarifudin (2002, hlm. 31) mengatakan bahwa portofolio  adalah tampilan tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis melukiskan proses berpikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan sehungga melukiskan pengalaman belajar terpadu yang dialami sebagai suatu kesatuan mahasiswa di dalam kelas. Dengan demikian model pembelajaran portofolio adalah pembelajaran yang melibatkan mahasiswa secara aktif dan kooperatif mulai dari menentukan masalah secara demokratis, mengumpulkan data, menentukan solusi permasalahan sehingga dia mampu menilai, dan memengaruhi kebijakan umum dari hasil temuannya.

2.      langkah langkah pembelajaran
Budimansyah (2002: 14) menetapkan ada lima langkah pembelajaran portofolio yang meliputi sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini mahasiswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok mendiskusikan tujuan dan mencari masalah yang terjadi pada lingkungan terdekat, misalnya masalah yang ada dalam keluarga, sampai dengan masalah lingkungan terjauh, misalnya masalah-masalah yang menyangkut hubungan antarbangsa. Dalam mencari masalah ini, tentunya tidak boleh lepas dari tema atau pokok bahasan yang akan kaji. Dalam kegiatan ini mahasiswa diminta untuk menjawab hal-hal sebagai berikut:
a)    Apakah masalah ini merupakan masalah penting bagi masyarakat?
b)   Lembaga manakah yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut?
c)    Kebijakan apakah yang telah diambil oleh lembaga tersebut untuk mengatasi masalah tersebut?
d)   Apakah keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut?
e)    Apakah kebijakan tersebut dapat diperbaiki?
f)    Adakah silang pendapat terhadap kebijakan tersebut di masyarakat?
g)   Dimanakah kalian akan mendapat informasi lebih banyak tentang masalah tersebut?
h)   Adakah masalah lain di masyarakat yang berguna untuk dikaji oleh kelompok lain?

b.      Memilih masalah untuk kajian kelas
Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Berdasarkan perolehan hasil wawancara dan temuan informasi tersebut, kelompok kecil supaya membuat daftar masalah, yag selanjutnya secara demokratis kelompok ini supaya menentukan masalah yang akan dikaji.

c.       Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas
Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Pada langkah ini, masing-masing kelompok kecil bermusyawarah dan berdiskusi serta mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang akan banyak memberikan banyak informasi sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Setelah menentukan sumber-sumber informasi, kelompok membagi ke dalam tim-tim peneliti , yang tiap tim peneliti hendaknya mengumpulkan informasi dari salah satu sumber yang telah diidentifikasi. Informasi yang telah dikumpulkan disusun secara sistematis berdasarkan sub-sub kajian mulai dari latar belakang terjadinya masalah (faktor-faktor, penyebab) pandangan individu atau masyarakat terhadap masalah tersebut, dasar yuridis, historis, sosiologis, ekonomis, dan kultural masalah tersebut. Kebijakan publik yang berhubungan dengan masalah tersebut, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penyelesaian masalah, pada suatu bundel dokumentasi yang disebut bundel portofolio.

d.      Mengembangkan portofolio kelas
Pada sesi ini, mahasiswa dikelompokan menjadi 4 kelompok,
(1). Kelompok yang akan menjelaskan masalah.
(2). Kelompok yang mengkaji berbagai kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah.
(3). Kelompok yang akan mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah
(4). Kelompok yang mengusulkan rencana tindakan.
Portofolio kelas yang dikembangkan meliputi dua seksi, yaitu: (1). Seksi penayangan, yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan persentasi kelas pada saat show case, dan (2). Seksi dokumentasi, yaitu portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit, yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.

e.       Kriteria penilaian portofolio
Kriteria penilaian portofolio meliputi:
(1). Kelengkapan, meliputi kesesuaian dengan tugas kelompok masing-masing;
(2). Kejelasan, meliputi sistematika, penggunaan bahasa yang tepat dan dimengerti, argumen yang ditampilkan;
(3). Informasi, meliputi keakuratan informasi, dukungan fakta, dan hubungan informasi dengan masalah yang dikaji;
(4). Dukungan meliputi contoh aktual yang mendukung masalah atau pemecahan masalah, serta penjelasan yang mendalam secara interdisipliner;
(5). Data grafis, meliputi hubungan data grafis dengan masalah atau bagiannya, apakah lebih menjelaskan informasi sehingga orang lainlebih memahami masalah yang dikaji;
(6). Dokumentasi, meliputi keragaman dan keakuratan sumber dokumenter, teknis pendokumentasian, teknis pengutipan, hubungan dokumentasi dengan masalah;
(7). Argumentasi, meliputi argumentasi nasional, argumentasi ilmiah ilmu-ilmu sosial dan budaya, arguemntasi nilai moral dan hukum.




BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Di dalam alternatif model pembelajaran ISBD, metode ceramah tidak bisa lagi mendominasi aktivitas perkuliahan karena itu multimetode harus digunakan secara bervariasi. Dari beberapa model pembelajaran yang sekarang ini digunakan untuk mengaplikasikan kurikulum berbasis kompetensi seperti model pembelajaran Portofolio dan Model Pembelajaran Kontekstual.
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan pembelajaran yang melibatkan mahasiswa secara aktif dan kooperatif mulai dari menentukan masalah secara demokratis,mengumpulkan data, mengoleksi data, menampilkan data, menentukan solusi permasalahan sehingga dia mampu menilai, dan memengaruhi kebijakan umum dari hasil temuannya.
B.   Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar serta Beberapa Alternatif Model Pembelajaran ISBD dan Proses Pembelajaran Berbasis Portofolio. Lebih jauhnya kami berharap dengan memahami materi ini kita dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Dasim Budimansyah, 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian portofolio, Genesindo Bandung.
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.


1 komentar:

  1. Why you shouldnt play casino games at the end of the year
    and if it doesn't feel right 제주 출장샵 then you will go 남양주 출장안마 to a gambling club, they will give 인천광역 출장샵 you 포항 출장마사지 a free card to 남양주 출장마사지 try out. They will offer

    BalasHapus